Rabu, 01 September 2010

Romantisnya Rumah Tangga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wahai saudaraku, marilah kita renungkan kembali berapa usia pernikahan kita, telah berapa tahun kita lalui saat demi saat, waktu demi waktu, hari demi hari, bulan demi bulan, hingga tidak terasa anak-anak kita mulai beranjak dewasa, tanpa terasa pula helai demi helai rambut kita memudar warnanya, dan kulit kita kehilangan kekencangannya, namun masihkah senyuman istri kita menggetarkan hati kita saat malam pertama kita bertemu? Masihkah tatapan mata itu dipenuhi binar kelembutan yang menghiasi lembaran tahun demi tahun yang terlewatkan?

Masihkah bahtera rumah tangga kita menghadirkan kerinduan ketika kita jauh dari sisinya? Masihkah ada harapan bahwa istri kita masih menyambut kita di hadapan pintu rumah kita dengan senyum terindahnya dan kelembutan suaranya masih mampu menghilangkan kelelahan setelah ribuan kilo jarak kita tempuh untuk pulang ke rumah setelah safar? Duhai istriku.. hampir sepuluh tahun pernikahan ini senyuman indah itu masih mampu menggetarkan hati ini..

Entah kenapa perceraian masih sering terjadi di antara kaum muslimin, dengan segala macam alasan dan dalih agar masingmasing pihak dianggap yang paling benar, kadang dusta pun menghiasi perpisahan itu, duhai apa yang terjadi dengan bahtera rumah tanggamu?

Perintah untuk Berbuat Baik Kepada Istri.

Bukankah dihadapan kita telah terhampar sebuah teladan yang jelas, rumah tangga Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipenuhi keindahan, sehingga Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :”Baiti Jannati”, sebuah lembaran rumah tangga yang sederhana namun indah bersemi sebuah taman cinta yang mempesonakan, menegur setiap hati manusia yang dipenuhi ego dan kesombongan, bukan dengan kekayaan, bukan dengan kemewahan sebuah bahtera pernikahan dibangun, namun dengan ketaqwaan dan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala, memahami peran masing-masing anggota rumah tangga demi tercapainya tujuan bersama, sakinah, mawadah warohmah, menggapa Jannah Allah Azza wa Jalla, insya Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

"Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada istrinya, dan saya adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadapistri-istriku. [HR. ath-Thahawi dalam Kitab al-Musykil (3/211) dari periwayatan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, al-Hakim (4/173), ia berkata “sanadnya shahih”, adz-Dzahabi juga sepakat dalam hal ini.]

Juga sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “.... Hendaknya kalian saling mengingatkan, berlaku baiklah terhadap wanita, karena mereka itu di sisimu bagaikan lahan. Kalian tidak boleh bersikap sewenang-wenang terhadap mereka, kecuali jika mereka melakukan perbuatan keji, hukumlah mereka dengan berpisah tempat tidur, dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan, Apabila mereka patuh kepada kalian, maka janganlah kalian melakukan penyimpangan atau kezhaliman kepada mereka. Sesungguhnya, kalian mempunyai hak atas mereka, dan istri- istrimu juga mempunyai hak atas kalian. Adapun hak kalian atas istri-istri kalian ialah, mereka harus menjaga kehormatannya dari sentuhan orang lain dan tidak mengizinkan orang-orang yang tidak kalian senangi masuk ke dalam rumah. Hak mereka atas kalian ialah memperhatikan dengan baik kebutuhan- kebutuhan mereka, baik makanan atau pakaian.”

[Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Tirmidzi (2/204), berkata, "Hadits hasan shahih." Diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah (1/ 568-569) dari Hadits Amru bin Al Ahwash RA, dan dishahihkan oleh Imam ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam ZadulMa 'ad (4/46). Hadits ini juga mempunyai penguat dari hadits Ummu Abi Hurrah Ar- Raqasyi, dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya (5/72-73), Hadits ini telah di teliti dan ditakhrij Syaikh al-Albani dalam kitab Al-Irwa (2090).]

Kemudian sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “"Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah, kalau ia tak suka terhadap salah satu perangainya, tentu ia akan menyukai perangai yang lainnya.” [HR. Imam Muslim (4/178, 179) dan yang lainnya, dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. Imam Tirmidzi (2/204), Imam Ahmad din Hanbal (2/250, 472) dan Abul Hasan Ath- Thusi dalam kitabnya yang berjudul Al Mukhtashar (l/218) dan beliau mengatakan bahwa hadits tersebut hasan. Imam Tirmidzi berkata, "Hadits hasan shahih.]

"Mukmin yang sempurna imannya ialah seorang mukmin yang paling baik akhlaknya, dan yangpaling baik adalah yang paling murah hatinya terhadap istri-istrinya” [at- Tirmidzi (2/204), Imam Ahmad bin Hanbal (2/250,472), Syaikh al-Albani "Silsilah Al Hadits Ash-Shahihah (284)]

Seorang pemimpin rumah tangga yang baik dan mempunyai akhlak yang mulia adalah suami yang baik dan santun dalam memperlakukan istri, tidak memukul di wajahnya, tidak mencela keluarganya, tidak mengusir keluar dari rumahnya, dan tidak membuatnya susah dalam rumah tangga. Seseorang suami yang baik tidak harus selalu mengharap istrinya untuk melayani kebutuhannya dalam setiap hal, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau membantu menggiling gandum dan menjahit pakaian beliau sendiri.

Keromantisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Setelah sekian masa berlalu, dalam pernikahan kadang memerlukan penyegaran untuk tetap menumbuhkan bunga-bunga keromantisan dalam rumah tangga, canda dan pujian perlu untuk merekatkan hati yang kadang rapuh, istri juga harus selalu merawat diri dan menjaga penampilan di depan suaminya, begitupun suami, tidak ada salahnya bersolek untuk istrinya, untuk itu mari kita tengok sebentar bagaimana romatisnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada istri-istri beliau, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memanggil ‘Aisyah radhiallahu ‘anha dengan sebutan “Wahai Humairah” (yang artinya yang berkulit putih, sebagaimana keterangan dalam kitab An-Nihayah.).

Lalu coba kita bandingkan dengan diri kita, apakah selama ini kita pernah memanggil istri kita dengan panggilan pujian yang sesuai dengan apa ang ada pada dirinya? Atau justru kita jarang sekali memperhatikan istri kita karena kesibukan kita, padahal istri ikita telah bersusah payah bersolek untuk kita, agar terlihat cantik tampil di hadapan kita, sudah berapa tahun pernikahan ini berlalu sehingga mata kita enggan untuk memperhatikan istri kita lagi, apalagi untuk memanggilnya dengan panggilan sayang yang bisa melambungkan hatinya dan menambah kecintaannya kepadamu, wahai para suami, tidakkah hal ini terlintas dalam pikiranmu?

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu anha, beliau berkata :” "Suatu hari ia sedang dalam perjalanan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika ia masih muda belia. -katanya ia masih muda, belum gemuk dan masih gagah- lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, "Majulah" Mereka pun maju. Kemudian beliau berseru kepada saya, "Mari, saya akan mengalahkan engkau" Saya berjalan cepat dan berhasil mengalahkan beliau. Suatu ketika dalam perjalanan bersama beliau juga, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya, "Majulah kalian semua." Lalu beliau berseru kepada saya, "Kini aku yang akan mengalahkan engkau." -waktu itu saya sudak gemuk- dan saya juga telah lupa dengan perlombaaan yang pernah kami lakukan. Maka saya katakan, "Bagaimana saya harus berlomba dengan baginda, sedangkan keadaaan saya seperti ini?" "Kau harus melakukannya" jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam pertandingan tersebut saya berhasil lebih dahulu dibandingkan dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun kemudian pada akhirnya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berhasil mengejar saya dan berhasil mengalahkan saya. Lalu beliau tertawa senang seraya bersabda, "Dengan kemenanganku ini kedudukan kita seri."

[Hadits ini diriwayatkan oleh Al Humaidi dalam kitab musnadnya (261), Abu Daud dalam kitabnya (1/403), An-Nasa'i dalam kitab Asyrah an-Nisaa’ (2/73), dan jalur periwayatannya adalah milik an-Nasa’i. Juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal (6/264), Imam Thabrani (23/47), dan Ibnu Majah (1/610) dengan ringkas, sanadnya shahih, sebagaimana yang dikatakan oleh Al Iraqi dalam Takhrij Al Ihya (2/40). Kemudian Syaikh Nashiruddin al-Albani telah mentakhrijnya dalam kitab Irwa Al Ghalil (1497)]

Lihatlah wahai saudaraku, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak enggan untuk mengajak istri beliau bercanda, bahkan untuk lomba lari sekalipun, maka hendaklah seorang suami mampu menumbuhkan suasana yang romantis dalam canda dan permainan yang menghibur hati yang tidak bermaksiat kepada Allah Ta’ala, canda saat suasana berdua ketika anak-anak sedang tidur atau sekolah, sehingga suasana romantis dalam rumah tangga senantiasa terjaga.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu anha, beliau berkata :” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membawa segelas minuman, lalu saya minum, padahal saya dalam keadaan haid. Kemudian beliau minum juga dan meletakkannya pada bekas mulut saya. Saya pernah makan daging yang ada tulangnya, kemudian beliau makan daging itu dan mulutnya pada bekas mulut saya.” [HR Imam Muslim, (1/168-169), Imam Ahmad (6/62), dan selain keduanya]

Demikianlah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sangat memperhatikan hal-hal kecil yang sekiranya menyenangkan istri beliau maka beliau melakukannya, maka kami menghimbau kepada setiap suami, tidakkah engkau mengetahui hal-hal kecil yang disukai oleh istri-istrimu? Entah itu memberikan kecupan kecil di pipinya, memuji kecantikannya, memberikan hadiah kecil yang disukainya (walaupun berupa kaus kaki atau sarung tangan baru), meletakkan hadiah tersebut sebagai kejutan di balik bantal tidurnya, dan belaian sayang yang mengantar tidur malamnya.

Wahai para suami yang bertaqwa kepada Allah Ta’ala, janganlah engkau enggan meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam membahagiakan istri-istrimu. Semoga risalah yang singkat ini mampu memberikan suasana baru dalam kehidupan rumah tanggah ikhwah sekalian. Wallahu a’lam bish showab.

Oleh Andi Abu Najwa
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000369211365&ref=ts#!/topic.php?uid=386975753355&topic=13965

Tidak ada komentar:

Posting Komentar