Mendung kelabu bergayut diwajah
Langitpun menangis, sirami hati yang duka
Agar asa kembali tumbuh dihati.
Manusia hidup diantara dua waktu
Masa lalu, yang membuat kita takjub
Masa mendatang hanya Allah yang tahu
Hari ini…. Apapun yang terjadi
Harus dihadapi dengan usaha, tawakkal dan sabar.
Tiada seorangpun ingin kehilangan yang dicinta
Jangan cela daku bila menangis, karena Rasulpun menangis
Tak kuasa menahan duka,
Ketika yang dicinta mendahuluinya.
Biarkan air mata menetes, membasuh luka
Selama kata-kata tetap diridhoi Allah.
Siapakah yang ingin bala menimpanya?
Atau adakah orang yang ingin ditimpa musibah?
Semua akan berkata semoga kita dijauhkan darinya.
Akan tetapi tak selamanya angin bertiup sebagaimana yang diinginkan nakhkoda
Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat raih
Allah telah menakdirkan,
Kehendak-Nya jua yang terlaksana,
Jika baik, kita bersyukur
Jika sebaliknya, kita bersabar
Begitulah semestinya seorang mukmin
kita adalah milik Allah dan akan kembali kepadanya
waktu, tempat dan cara yang berbeda.
Yang telah dahulu kembali kita do’akan
Yang akan menyusul, teguhkan iman semoga Allah gantikan yang lebih baik dari
Musibah itu, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar